Luwu Utara — CLS NEWS COM. Sebanyak 17 Desa dari 7 Kecamatan di Kabupaten Luwu Utara mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk program Sanitasi. Hal itu terungkap pada Rapat Koordinasi dan Sosialisasi program DAK (Afirmasi, Penugasan, dan Reguler) Bidang Sanitasi tingkat Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2020, yang diikuti oleh Camat dan Kepala Desa penerima manfaat, Selasa (3/3/2020) di Ruang Rapat Wakil Bupati.
Dari 17 desa yang diusulkan masing-masing Desa Benteng, Desa Sukamaju, Desa Sumber Wangi di Kecamatan Mappedeceng, Desa Mulyasari, Desa Wonosari, Desa Tulungsari di Kecamatan Sukamaju, Desa Lapapa, Desa Kamiri, Desa Masamba, Desa Rompu di Kecamatan Masamba Desa Pince Pute, Desa Pattimang di Kecamatan Malangke, Desa Rampoang, Desa Bunga Didi di Kecamatan Tana Lili, Desa Wonokerto, Desa Rawamangun di Kecamatan Sukamaju Selatan dan Desa Pongko di Kecamatan Bone-Bone.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKP2), diketahui sebanyak 539 unit dengan 3 jenis perlakuan dengan total anggaran mencapai Rp 4,9 M yang akan dikerjakan dengan metode swakelola atau menunjuk Kelompok Swadaya Masyarakat yang ada di desa yang telah diusulkan. Dimana secara rinci terbagi atas 360 Unit Septic Tank Individual, 15 Unit Septic Tank Komunal, dan 4 Unit Pembangungan MCK++ (re:WC Umum) untuk empat pesantren.
Kepala DPRKP2, Syamsul Syair dalam kesempatan tersebut memaparkan program sanitasi ini merupakan program nasional dalam rangka mendukung program 100-0-100 atau progran ketersediaan 100 persen air minum, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen fasilitas sanitasi serta drainase di seluruh wilayah Indonesia. Kabupaten Luwu Utara sendiri sudah mencapai angka 76 persen dalam penggunaan sanitasi yang sesuai standar.
“Hari ini baru perkenalan program sanitasi dalam rangka internal akses bagaimana mengurangi kawasan kumuh dan sanitasi untuk kesehatan lingkungan. Dari kegiatan ini kita harapkan desa yang menjadi lokasi fokus sudah memahami program ini dan bisa membantu kelancaran fisiknya di lapangan. Karena ini sifatnya swakelola jadi kepala desa hanya berfungsi sebagai fasilitator untuk menunjuk kelompok masyarakat dan mengawasi pengerjaannya,” papar Syamsul saat memimpin Rakor dan Sosialisasi DAK.
Meski demikian, Mantan Asisten Ekonomi dan Pembangunan itupun mengakui ada sejumlah kendala di lapangan terkait pelaksanaan program tersebut.
“Ada beberapa kendala yang menjadi pembahasan alot, diantaranya mengenai SDM. Karena swakelola maka semuanya harus dikerjakan oleh KSM yang ditunjuk. Hanya saja, tidak semua masyarakat mampu membuat desain, kemudian penunjukan lahan untuk penempatan septic tank juga tadi dibahas cukup alot, dan ada beberapa lokasi yang terpencil sehingga dikhawatirkan menyulitkan distribusi material. Namun kita berharap semuanya dapat berjalan dengan lancar agar kita dapat memenuhi target. Jika tak ada kendala pengerjaan sudah dilakukan di bulan April dan kita berharap September sudah rampung,” imbuhnya.
Diketahui, Kabupaten Luwu Utara tahun 2020 mendapat DAK sebesar Rp 143,8 Miliar, yang membiayai 12 program, termasuk program sanitasi yang ada di DPRKP2. (PUT/RANI.CLS.)
Komentar