Keterangan : Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten Luwu Utara, Kamis, 14 Desember 2023, di Aula La Galigo Kantor Bupati.
CLS PENDIDIKAN NEWS — LUWU UTARA, BUKAMATA – Bupati Indah Putri Indriani optimistis Luwu Utara dapat mencapai target stunting 14 persen pada 2024 mendatang. Keyakinan Bupati Luwu Utara dua periode ini disampaikan pada Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten Luwu Utara, Kamis, 14 Desember 2023, di Aula La Galigo Kantor Bupati.
“Target kita di 2024 prevalensinya minimal 14 persen. Saya yakin Luwu Utara bisa mencapai target itu. Sekarang kita sudah di posisi 19 persen. Kita lihat, semoga 2024 target tersebut dapat kita capai,” kata Bupati Indah Putri Indriani.
Keyakinan tersebut bukan tanpa sebab, mengingat semua stakeholder saat ini tengah bergerak mewujudkan hal itu.
“Kalau saya lihat teman-teman PKK, jangankan 14 persen, di bawahnya itu bisa kita wujudkan,” kata Indah optimistis.
Dikatakan Indah, isu stunting saat ini sudah menjadi isu bersama yang harus dikeroyok dalam hal pencegahan dan penahanannya. Bahkan, kata dia, isu stunting ini sangat erat kaitannya dengan bonus demografi pada 2045 mendatang.
“Bonus demografi tidak hanya bicara tentang kuantitas atau berapa banyak usia produktif pada 2045. Kita tidak hanya ingin menang dalam hal kuantitas, tetapi juga unggul dalam kualitas. Maka dari itu, sangat penting untuk segera menghadirkan sumber daya manusia atau generasi yang berkualitas, yang harus dimulai dari hulunya,” imbuh Indah.
Untuk itu, lanjut dia, pendekatan awal yang harus dilakukan adalah pendekatan yang dimulai dari hulunya. Pendekatan awal yang dimaksud bupati perempuan pertama di Sulsel ini adalah mengenali apa itu stunting, lalu menemukan kasusnya, kemudian menuntaskannya.
“Kita harus tahu apa itu stunting, karena sempitnya pemahaman kita terkait stunting. Ada yang bilang stunting itu pendek. Padahal stunting itu tidak hanya berbicara tentang itu saja, karena banyak faktor yang bisa memengaruhinya. Nah, kalau kita keliru dalam memahaminya, maka dikhawatirkan kita akan keliru dalam melakukan intervensi,” terangnya.
Masih kata Indah, intervensi penanganan dan pencegahan stunting harus dilakukan lebih hati-hati dan teliti. Mengingat intervensi pencegahan dan penanganan stunting itu dapat dilakukan dengan dua cara, yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
“Bicara intervensi, hati-hati. Tidak hanya intervensi spesifik, tetapi ada juga intervensi sensitif, yaitu bagaimana memastikan kebutuhan air bersih terpenuhi, layak konsumsi atau tidak, jamban keluarga, sanitasinya dan lain-lain,” papar dia.
Sekedar diketahui, pada Rakor TPPS ini, Kabupaten Luwu Utara mendapatkan bantuan makanan tambahan berupa telur dan susu dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan yang diterima Bupati Luwu Utara.
Selain Bupati, turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, Sekda Luwu Utara Armiadi, perwakilan Polres Luwu Utara, Pimpinan Bank Sulselbar Faisal Sukma, para Asisten Lingkup Pemda Lutra, Kepala Bappelitbangda, Kepala DP3AP2KB, dan Kadis Kesehatan. (*/Tim Cls Pendidikan News
Komentar