IKA UNHAS LUTRA GANDENG BALITJESTRO BATU MALANG

Berita65 Dilihat

CLS NEWS.CO.id — Luwu Utara merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang pernah menjadi sentra komoditi jeruk siam. Periode tahun 1980-2000 Luwu Utara memiliki luas lahan mencapai 23.500 hektar yang tersebar setidaknya 2 kecamatan yakni Kecamatan Malangke dan Malangke Barat.

Komoditi jeruk siam ini pertama kali diperkenalkan oleh para petani Bugis dari Belawa Kabupaten Wajo dan terus berkembang karena mendapat minat yang sangat tinggi dari petani karena hasil yang sangat menggiurkan, ucap Marsing salah satu petani dari Desa Waetuo Kec. Malangke Barat

Hal senada juga diungkapkan Hadiawan, salah satu tokoh masyarakat Luwu Utara bahwa cerita manis jeruk siam terus dikenang oleh para petani di Malangke, petani jeruk Malangke hidup sejahtera kala itu. Hasil panen yang cukup besar membuat hasil panen petani menembus pasar Kota Makassar bahkan sampai di kota-kota besar di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Lanjutnya, jeruk siam yang dihasilkan petani di Luwu Utara melekat nama dengan brand “Jeruk Malangke”, bahkan sampai saat ini di beberapa mall di Kota Makassar masih menggunakan Brand “Jeruk Malangke” sebagai nama dari jeruk siam yang mereka jual, walaupun jeruk tersebut dihasilkan petani dari Sulawesi Barat maupun dari Sulawesi Tenggara.

Kesuksesan petani dan cerita indah jeruk siam mulai meredup akhir tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an, selain usia tanaman petani yang menua, petani yang melakukan penanaman ulang tidak lagi memperhatikan kualitas bibit, petani tidak lagi menanam bibit bersertfikat dengan mutu yang dijamin pemerintah, mereka menanam bibit asalan tanpa sertifikat, ungkap Bahtiar Manadjeng, anak petani jeruk di Kecamatan Malangke Barat yang kini terpilih Ketua IKA Unhas Luwu Utara.

Lebih lanjut Batti, safaan akrab Bahtiar Manadjeng menuturkan bahwa selain bibit yang tidak berkualitas, serangan hama & penyakit atas tanaman jeruk siam petani semakin kompleks, terutama serangan penyakit busuk batang diplodia dan phytophtora serta penyaki CVPD (citrus vein phloem degeneration) yang disebabkan oleh bakteri Liberobacter asiaticum. Dua penyakit ini tidak mampu diatasi pemerintah dan petani, akhirnya periode tahun 2002-2005 Jeruk Siam Malangke dinyatakan punah. Sebuah kisah manis berakhir pahit, petani meradang, banyak petani kehilangan penghasilan. Komoditi pengganti seperti kakao dan jagung tidak mampu memberi penghasilan yang sama dengan hasil dari budidaya jeruk.

Lanjutnya, animo petani Luwu Utara, terutama petani diwilayah Kecamatan Malangke & Kecamatan Malangke Barat masih tinggi atas komoditi jeruk siam ini, sehingga IKA UNHAS Luwu Utara mengajak Balai Penelitian Jeruk dan Buah Tropika (BALITJESTRO) Batu Malang Jawa Timur untuk melaksanakan eduFarm Jeruk Siam Dataran Rendah di Luwu Utara dan alhamdulillah mendapat respon yang baik dari balai yang khusus mengurus tanaman jeruk dan buah tropika ini.

Berkat dukungan BALITJESTRO Batu Malang, bibit jeruk sebanyak 1.500 batang sudah tiba di Luwu Utara pada tanggal 28 Desember 2022 yang dikirim langsung dari Jawa Timur melakui pesawat terbang ke Makassar, hari ini sudah mulai didistribusin kepada para petani mitra eduFarm. “Hari ini kami mewakili IKA Unhas Luwu Utara menyerahkan bibit jeruk siam dataran rendah kepada para petani pemilik lahan lokasi eduFarm”, ujar Rustam Taslim, salah satu formatur terpilih IKA Unhas Luwu Utara.

Kegiatan eduFarm berupa penanaman akan mulai dilakukan pada awal Januari 2023 yang akan datang yang tersebar di 3 Kecamatan di Luwu Utara, yakni Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Malangke dan Kecamatan Baebunta, setiap petani memperoleh binit 100 hingga 200 batang, lanjut Rustam Taslim.

Semoga eduFarm ini bisa menjadi kebun pendidikan yang bisa menjadi tempat belajar bersama dalam budidaya jeruk siam yang benar, karena dalam kebun eduFarm ini akan diterapkan Good Agriculture Practice (GAP) yang konsisten, ungkap Bahtiar Manadjeng selaku Ketua IKA Unhas Luwu Utara.

Semoga eduFarm ini bermanfaat bagi petani dan kami berharap pemerintah juga serius menangani komoditi jeruk siam, semoga tahun 2023 PEMDA Lutra mulai mengalokasikan anggaran pengadaan bibit jeruk siam untuk petani dan melakukan pendampingan budidaya dan pasar, pungkas Alumni Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Unhas ini.

Ditempat terpisah, Kepala Balitjestro Batu Malang, ibu Dr. Fauziah T. Ladja, SP., M.Si menyampaikan bahwa “BALITJESTRO akan terus mendorong komoditi jeruk siam untuk dibudidayakn diseluruh Indonesia, tentu didaerah yang cocok termasuk di Luwu Utara, dan kami akan ikut memberikan pendampingan atas pelaksanaan eduFarm yang diinisiasi oleh IKA UNHAS Luwu Utara”.

Tim Cls News.co.id

Komentar