Mewaspadai Kenaikan Harga Pangan Ditengah Krisis Iklim dan Konflik Internasional

Ekonomi148 Dilihat

CLS NEWS – Kaprodi Agroekoteknologi Universitas Trilogi, Warid mengingatkan masyarakat terkait dengan potensi kenaikan harga pangan dalam beberapa kurun waktu kedepan. Kenaikan tersebut sebagai imbas dari musim El Nino. Menurutnya, musim El Nino ini akan mempengaruhi produksi pangan dan harga pasar.

Menurut dia, musim El Nino di Indonesia bisa memengaruhi pangan dan menaikkan harga di pasar tradisional. Tidak hanya di Indonesia, dampak El Nino terhadap komoditas pangan jugat terjadi di sejumlah negara di dunia.

“Kenaikan harga pangan berpotensi terjadi seiring dengan dampak El Nino, dampaknya tidak hanya di Indonesia sejumlah negara juga terancam. Perubahan iklim ekstrim secara alamiah akan mempengaruhi produksi bahan pangan dalam kurun waktu tertentu. Dengan berkurangnya supply, tentu akan meningkatkan harga komoditas pangan tertentu,” ucap Warid,

Warid kemudian menambahkan, faktor alih fungsi lahan juga berdampak pada penurunan produksi pangan di Indonesia. Terjadi fenomena alih fungsi lahan yang sangat tinggi per tahun mencapai 60.000 sampai 80.000 hektar. bahkan dalam beberapa jurnal mencapai 100,000 hektar.

“Menurunnya lahan produksi pertanian juga turun menyumbang kelangkaan bahan pangan sehingga mengakibatkan komoditas tersebut meningkat harganya.,” katanya.

“Penurunan lahan produksi juga dapat terjadi akibat dari konflik atau perang. sebagai contoh perang Ukraina Rusia. Dimana rusia adalah produsen gandum terbesar sedangkan Indonesia adalah konsumen gandum kedua terbesar di dunia setelah China,” tambahnya.

Di samping itu, untuk mengatasi fenomena potensi kenaikan harga pangan tersebut, pihaknya menghimbau agar masyarakat mulai menggalakkan kembali berkebun dari rumah. Selain membantu ketersediaan pangan yang terjangkau, secara kualitas juga dapat dijaga karena tidak mengandung pestisida dan cenderung alami.

“Edukasi peningkatan literasi publik terkait pentingnya berkebun perlu digalakkan di masyarakat. Sehingga kepedulian untuk berkebun meningkat dan menjadi sumber alternatif supply bahan pangan”. Ujar Warid.

Dalam mengatasi persoalan pangan diperlukan program nasional salah satunya dengan menggalakkan kembali diversifikasi pangan dalam program kedaulatan pangan. Mengingat sumber bahan pangan di Indonesia sangat berlimpah. Namun penggunaannya belum terdiverisfikasi hanya pada sumber bahan pangan tertentu.

“Kenaikan harga pangan ini kiranya dapat mengubah pola pikir kita, kalau ada sumber bahan pangan baru sebagai alternatif. sehingga tidak bergantung pada komoditas tertentu seperti penggantian beras dengan singkong, sagu dan sebagainya” ujar Warid.(*/dirman)

Komentar